“Virtual Tourism Indonesia????”
Oleh : Viky Alvin Azizah
J |
auh sebelum konsep revolusi 4.0 lahir yang dikumandangkan pertama kali oleh Klaus Schwab, telah menempatkan banyak kesadaran bersama dalam lingkungan masyarakat Indonesia dimana segala aspek kehidupan telah dijamah oleh hadirnya digitalisasi dalam teknologi. Hal inilah yang mendasari hadirnya Virtual Tourism di Indonesia atau lebih dikenal sebagai Pariwisata Virtual. Virtual Tourism merupakan sebuah inovasi dari teknologi yang mana memungkinkan para pengguna agar bisa bernteraksi secara virtual (melalui dunia maya) dengan suatu daerah atau lingkungan tertentu yang disimulasikan oleh perangkat komputer. Virtual Tourism ini hadir dan digagas oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga sebagai solusi unik dimana hal ini merupakan kolaborasi antara teknologi dan media digital yang mampu untuk membentuk gaya hidup baru khususnya dalam sektor pariwisata. Hal tersebut juga menjadi obat bagi para masyarakat akibat pandemi covid-19 yang melakukan pembatasan sosial berskala besar yang merindukan nikmatnya berwisata dan juga merupakan bukti kemajuan daripada sektor pariwisata. Virtual Tourism kini dapat dikunjungi melalui website secara gratis, dan juga bisa di unduh melalui aplikasi. Pada Jumat, 8 Mei 2020 lalu Kemenparekraf mengadakan demo pertamanya dengan menyelenggarakan acara bertajuk “Ngabuburit Wisata Kopi”. Dalam acara tersebut secara singkat menjelaskan tentang pengalaman serta wawasan baru mengenai keda-kedai kopi legendaris yang ada di Jakarta. Selain sebagai demo kepada masyarakat secara luas, virtual tourism juga dijadikan sebagai langkah marketing gaya baru dimana promosi dilakukan oleh obyek wisata yang ada di tiap-tiap daerah untuk bisa menarik wisatawan. Sebagai destinasi digital, virtual tourism terbukti mampu menjadi solusi terbaik selama masa pandemi covid-19 ini.