Jumat, 05 November 2021

Fans & Fandom

''Fans & Fandom'' 

By : V. Alvin Azizah


Fans adalah seorang yang memiliki ketertarikan yang loyal pada suatu hal. Sedangkan fanatisme merupakan sebuah keyakinan terhadap objek fanatik yang dikaitkan dengan sesuatu yang berlebihan pada sebuah objek. Lumrahnya sikap fanatisme ini ditunjukkan dengan aktivitas dan antusiasme yang ekstrim, ada ketertarikan atau emosi dan rasa kagum (cinta) dalam waktu yang tidak sebentar (Eliani dkk, 2018: 62) Dalam praktiknya pun para fans/penggemar tidak hanya sebagai penonton dan penikmat sajian dari apa yang idola mereka tampilkan tapi juga berperan aktif dalam membangun kesan dari idol itu sendiri. Dalam bukunya McCudden menyebutkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh penggemar yang relevan ada lima. Hal tersebut antara lain adalah penggemar mampu membuat makna (meaning making), berbagi makna (meaning sharing), berburu (peaching), mengumpulkan (collecting), dan membangun pengetahuan (knowledge building)(McCudden, 2011 : 14). Kelima hal yang disebutkan oleh McCudden dapat didapatkan dari fans/penggemar melalui kegiatan fansgirling. Fansgirling adalah sebuah kegiatan dimana penggemar mesndeskripsikan kegembiraannya secara berlebih atau bahkan ekstrim terhadap idola tertentu dengan melakukan kelima hal diatas. Fansgirl adalah sebutan untuk penggemar wanita dan fansboy digunakan untuk fans laki-laki. Jika kita berpacu dari apa yang McCudden cetuskan, kelima hal tersebutlah yang mendasari adanya komersialisasi di dalam indutri terkait idol dan fans. Sebagai contoh yang masih sangat booming untuk dibicarakan adalah fans dari Korean Music Pop atau yang biasa kita sebut dengan K-Pop.  Fans K-pop memiliki penggemar yang banyak hingga mampu membentuk sebuah fandom. Fandom sendiri adalah singkatan dari fans dan kingdom. Dalam istilah yang paling dasar fandom adalah sekelompok fans yang membentuk jaringan sosial dengan satu sama lain berdasarkan kepentingan bersama mereka dalam membaca dan menonton teks tertentu. Sederhananya fandom tidak jauh berbeda dari sebuah komunitas. Dimana para fans disini berkumpul atas dasar kesamaan (homogen) dan hubungan antarindividu yang tidak intensif bahkan mungkin tidak saling kenal. Para fandom biasanya memiliki platform tersendiri untuk membagikan apa yang mereka sukai atau hal-hal yang berkaitan dengan idol mereka. Platform tersebut biasa disebut dengan fanbase. Disinilah mereka beramai-ramai untuk melakukan sharing terkait sang idol secara beramai-ramai. Fanbase biasanya ditemukan di media sosial. Media sosial yang sering digunakan adalah youtube, twitter, instagram, facebook, blog, dan tmblr. Dari sinilah komersialisasi media terkait idol dilakukan. Dimana idola akan mengupload music video (MV) mereka, foto dan video pribadi hingga terkait kegiatan dan jadwal keseharian mereka di sosial media.  Dari mv yang mereka upload di media sosial youtube misalkan akan mendapatkan banyak LIKE dan SUBSCRIBE yang bisa menjadi salah satu komoditas pasti bagi pemasukan mereka. Dari foto dan video pribadi yang mereka unggah ke media sosial bisa bekerjasama dengan brand-brand tertentu bahkan brand ternama juga merupakan nilai komersial sang idola. Karena fans akan mengejar tingkat kesamaan dengan sang idola. Semakin mirip semakin banggalah mereka. Mulai dari pakaian yang mereka pakai, aksesoris, gaya rambut bahkan akan ditiru oleh sang idola. Oleh karenanya mengapa banyaknya idol K-Pop yang benar-benar memperhatikan penampilannya. Karena hal tersebut merupakan komoditi utama juga sebagai salah satu pemasukan mereka. Tentu saja hal tersebut bagi mereka yang normal dalam mengidolakan sang idol. Namun ada kalanya seorang fans mampu hingga bersikap ekstrim dimana sang idola merasa tidak nyaman. Fanatisme ekstrim disini contohnya adalah mereka yang selalu mengikuti idola kemanapun idola berada. Dengan adanya sosial media memudahkan para fans untuk mengetahui jejak sang idola dimanapun mereka berada. Bahkan terparahnya adalah ketika sang fans memulai teror hanya untuk dilihat sang idola. Hal tersebut tentu saja membuat tidak nyaman bahkan yang terparah bisa hingga menyerang mental dari sang idola.

Menurut saya pribadi wajar-wajar saja apabila kita mengidolakan seseorang dan menjadikannya sebagai role model kita. Namun jangan terlalu terpaku dan melupakan kehidupan nyata dimana seharusnya kita dan tanggung jawab kita ada disana. Terima kasih J

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Fauziah, Rizka dan Diah Kusumawati. 2015. Fandom K-Pop Idol dan Media Sosial. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Rinata, Asfira Rachmad dan Sulih Indra Dewi. 2019. Fanatisme Penggemar K-Pop Dalam Bermedia Sosial di Instagram. Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 8, No. 2, Desember 2019, pp. 13 – 23.

0 komentar:

Posting Komentar